Makalah Psikologi Dewasa Awal


DEWASA AWAL

Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas Psikologi Dasar semester 1

Dosen pengampu : Aulia Kirana

Disusun Oleh

Ittaq Amri Azalista

PROGRAM STUDI GIZI D3 FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2012

BAB I

PENDAHULUAN

  1. A.    Latar Belakang Masalah

Dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa dewasa. Peralihan dari ketergantungan kemasa mandiri baik dari ekonomi, kebebasan menentukan diri, dan pandangan masa depan lebih realistis.

Secara hukum dewasa awal sejak seseorang menginjak usia 21 tahun (meskipun belum menikah) atau sejak seseorang menikah (meskipun belum berusia 21 tahun). Sedangkan dari lingkup pendidikan yaitu masa dicapainya  kemasakan kognitif, afektif dan psikomotor sebagai hasil ajar latih yang ditunjang kesiapan. (Mappiare 15:1983)

Orang dewasa muda termasuk masa transisi baik secara fisik, intelektual, peran sosial dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif.

Beberapa karakteristik dewasa awal dan pada salah satu nantinya dikatakan bahwa dewasa awal dan pada salah satu intinya dikatakan bahwa dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru dan memanfaatkan kebebasan yang diperoleh. (Hurlock : 1993)

Dewasa awal merupakan masa dari perkembangan fisik yang mengalami degradasi mengikuti umur seseorang. Pada masa dewasa awal motivasi untuk meraih sesuatu hal sangat besar yang diduking oleh kekuatan fisik yang prima.

  1. B.     Rumusan Masalah
    1. Apa pengertian dewasa awal ?
    2. Apa ciri-ciri perkembangan dewasa awal ?
    3. Apa tugas perkembangan dewasa awal ?
  1. C.    Tujuan Penulisan
    1. Mengetahui pengertian dewasa awal
    2. Mengetahui ciri-ciri perkembanagn dewasa awal
    3. Mengetahui tugas perkembangan dewasa awal
  1. D.    Manfaat Penulisan
    1. Mengetahui berbagai pengertian dewasa awal dari beberapa ahli, ciri-ciri perkembangan dewasa awal serta tugas-tugas perkembangan dewasa awal.

BAB II

PEMBAHASAN

  1. A.    Pengertian Dewasa Awal

Dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja yang ditandai dengan pencarian identitas diri yang didapat sedikit-demi sedikit sesuai dengan umur kronologis dan mental ege-nya.

Dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan yang baru, dan harapan-harapan sosial yang baru. (H. S. Becker)

Seseorang yang digolongkan dalam usia dewasa awal berada dalam tahap hubungan hangat, dekat dan komunikatif dengan atau tidak melibatkan kontak seksual. Bila gagal dalam bentuk keintiman maka ia akan mengalami apa yang disebut isolasi yaitu merasa tersisihkan dari orang lain, kesepian, menyalahkan diri krena berbeda dengan orang lain. ( Erickson dalam Monks, Knoers dan Haditono : 2001)

Menurut Havighurst ( dalam Monks, Knoers dan Haditono : 2001) tugas perkembangan dewasa awal adalah menikah atau membangun suatu keluarga, mengelola rumah tangga, mendidik atau mengasuh anak, memikul tanggung jawab sebagai warga negara, membuat hubungan dengan suatu kelompok sosial tertentu, dan melakukan suatu pekerjaan.

Masa dewasa awal atau “early adultood” terbentang sejak tercapainya kematangan secara hukum sampai kira-kita umur usia empat puluh tahun ( dialami seseorang sekitar dua puluh tahun). (E. B. Hurlock, 1993)

Masa dewasa awal adalah masa kelanjutan dari masa remaja, sehinnga ciri-ciri masa remaja tidak jauh berbeda dengan perkembangan remaja.

  1. B.     Ciri-ciri Perkembangan Dewasa Awal

Ciri-ciri kematangan dewasa awal menurut pendapat Anderson (dalam Mappiare :17)

  1. Berorientasi pada tugas, bukan pada diri atau ego; minat orang matang berorientasi pada tugas-tugas yang dikerjakannya, dan tidak condong pada perasaan-perasaan diri sendiri atau untuk kepentingan pribadi
  2. Tujuan-tujuan yang jelas dan kebiasaan-kebiasaan kerja yang efisien; seseorang yang matang melihat tujuan-tujuan yang ingin dicapainya secara jelas dan tujuan-tujuan itu dapat didefinisikan secara cermat dan tahu mana yang pantas dan tidak serta bekerja secara terbimbing menuju arahnya.
  3. Mengendalikan perasaan pribadi; seseorang yang matang dapat menyetir perasaan-perasaan sendiri dan tidak dikuasai oleh perasaan-perasaannya dalam mengerjakan sesuatu atau berhadapan dengan orang lain. Dia tidak mementingkan dirinya sendiri, tetapi mempertimbangkan pula perasaan orang lain.
  4. Keobjektifan; orang matang memiliki sikap objektif yaitu berusaha mencapai keputusan dalam keadaan yang bersesuaian dengan kenyataan.
  5. Menerima kritik dan saran; oarang matang memiliki kemauan yang realistis, paham bahwa dirinya tidak selalu benar, sehingga terbuka terhadap kritik dan saran orang lain demi peningkatan dirinya.
  6. Pertanggungjawaban terhadap usaha-usaha pribadi; orang yang matang mai memberi kesempatan pada orang-orang lain membantu usaha-usahanya untuk mencapai tujuan. Secara realistis diakuinya bahwa beberapa hal tentang usahanya tidak selalu dapat dinilainya secara sungguh-sungguh, sehingga untuk itu dia menerima bantuan orang lain. Tetapi tetap dia bertanggung jawab secara pribadi terhadap usaha-usahanya.
  7. Penyesuaian yang realistis terhadap situasi-situasi baru; oarang yang matang memiliki ciri fleksibel dan dapat menempatkan diri seirama dengan kenyataan-kenyataan yang dihadapinya dalam situasi-situasi baru.

Banyak di antara ciri penting dalam masa dewasa ini merupakan kelanjutan dari ciri-ciri yang terdapat dalam masa remaja. Beberapa di antaranya menunjukkan penonjolan ciri yang membedakan dengan masa-masa sebelumnya.

Ciri-ciri yang menonjol dalam masa dewasa awal yang membedakannya denag masa kehidupan yang lain, nampak dalam peletakan dasar dalam banyak aspek kehidupan, melonjaknya persoalan hidup yang dihadapi dibandingkan denga remaja akhir dan terdapatnya ketegangan emosi.

Sebagai kelanjutan masa remaja, masa dewasa memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

  1. Usia reproduktif

Masa ini ditandai dengan membentuk rumah tangga, maka orang dewasa yang bersangkutan mempersiapkan diri mengambil peranannya sebagai orang dewasa. Ada pula beberapa orang dewasa awal yang tidak kawin sampai mereka menyelesaikan pendidikan tau karier, keadaan ini terjadi pula bagi beberapa pria.

  1. Usia memantapkan letak kedudukan

Dengan pemantapan kedudukan, seseorang berkembang pola hidupnya secara individual, yang dapat menjadi ciri khas seseorang sampai akhir hayat. Banyak pula situasi yang membutuhkan perubahan-perubahan dalam pola hidup tersebut. Sebaliknya, jika seseorang memperoleh kedudukan yang tidak selaras dengan apa yang diingininya, kemampuan-kemampuannya dan minat-minatnya, maka sangat mungkin akan mendatangkan ketidakpuasan terhadap kedudukan bagi yang bersangkutan.

  1. Usia banyak masalah

Banyak persoalan baru yang dialami. Persoalan yang dihadapi seperti masalah jabatan dan pekerjaan, pemilihan teman hidup serta persoalan keuangan.

  1. Usia tegang dalam hal emosi

Banyak diantaranya dewasa muda ini mengalami ketegangan emosi yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang dialami seperti masalah keuangan, jabatan perkawinan dan sebagainya. Menurut R. J. Havighurst dalam “ Human Development and Education” (1953), bahwa seseorang dalam seseorang dalam usia awal atau pertengahan tiga puluhan telah akan dapat memecahkan persoalan-persoalan serta cukup dapat mengendapkan ketegangan emosinya, sehingga seseorang dapat mencapai emosi yang stabil.

  1. Kesimpulan dan pengharapan

Masa dewasa awal merupakan usia pemantapan letak kedudukan adalah benar. Akan tetapi pemantapan kedudukan itu akan dapat dicapai seseoarang jika sejak masa remajanya mempersiapkan diri dalam banyak kemampuan.

  1. C.    Tugas – tugas Perkembangan Dewasa Awal

Optimalisasi perkembangan dewasa wal mengacu pada tugas – tugas perkembangan dewasa awal menurut R. J.Havigurst(1953:9) mengemukakan rumusan tugas – tugas perkembangan dalam masa dewasa awal sebagai berikut :

  1. Memilih teman bergaul (sebagai calon suami atau istri )
  2. Belajar hidup bersama dengan suami atau istri
  3. Mulai hidup dalam keluarga atau hidup berkeluarga
  4. Belajar mengasuh anak – anak
  5. Mengelola rumah tangga
  6. Mulai bekerja dalam suatu jabatan
  7. Mulai bertanggung jawab sebagai warga negara secara layak
  8. Memperoleh kelompok sosial yang seirama dengan nilai – nilai pahamnya
  1. Penunjang tugas – tugas penguasaan perkembangan

Faktor yang sangat penting dalam menunjang penyesuaian terhadap tugas perkembangan meliputi efisiensi fisik, kemampuan motorik dan kemampuan mental.

1)      Efisiensi fisik

Efisiensi fisik dicapai dalam usia – usia pertengahan 20an. Setelah itu kemampuan – kemampuan fisik secara umum mulai menurun sampai usia sekitar 40 sampai 45 tahun. Dalam masa dewasa awal, terutama pada tahun – tahun pertamanya keadaan fisik yang fit dapat mengatasi persoalan yang timbul.

2)      Kemampuan motorik

Kemampuan motorik yang mencapai kesempurnaan dalam masa dewasa awal adalah satu diantara faktor yang menunjang pelaksanaan tugas – tugas perkembangan. Dengan keadaan fisik yang kuat dan tatarata kesehatan yang baik memungkinkan mereka melatih keterampilan – keterampilannya secara lebih baik dibandingankan dengan masa remaja mereka.

3)      Kemampuan mental

Kemampuan mental yang dimiliki dalam masa dewasa awal sangat penting dalam menyesuaikan diri terhadap tugas – tugas perkembangan. (Arthur T. Jersild,1978 )

Kemampuan mental tersebut mencakup penalaran dengan menggunakan analogi, mengingat kembali informasi yang telah dipelajari, berfikit secara kreatif.

  1. Penghambat – penghambat dalam menguasai tugas perkembangan

Ada banyak penghambat dalam usaha menguasai tugas – tugas perkembangan. diantara penghambat yang sangat penting sehingga menyukarkan penguasaan tugas – tugas perkembangan adalah :

1)      Latihan yang tidak berkesinambungan

Salah satu penghambat penguasaan tugas – tugas perkembangan dewasa awal, berhubungan erat dengan pengalaman – pengalaman belajar dan latihan masa lalu.

2)      Adanya perlindungan yang berlebihan

Dalam lingkungan kebudayaan negara manapun selalu terdapat orang tua yang memiliki pola mendidik anak terlalu melindungi. Anak kurang mendapat kesempatan untuk mengeksplorasi lingkungan mencoba – coba sesuatu dan melatih kemampuan dan keterampilan – keterampilannya, tidak sempat belajar mengambil keputusan sendiri sehingga menimbulkan berbagai kesukaran bagi anak jika mereka dewasa.

3)      Adanya perpanjangan pengaruh – pengaruh peer grup

Sejak remaja awal seseorang yang normal membentuk kelompok –kelompok teman sebaya. Dalam kelompok tersebut para remaja saling berinteraksi dan saling mempengaruhi. Para anggotanya sangat takut jika ditolak oleh kelompok jika memiliki nilai yang berbeda dengan nilai kelompok.

4)      Aspirasi – aspirasi yang tidak realistis

Kesukaran penyesuaian dalam masa dewasa awal dapat ditimbulkan oleh konsep – konsep yang tidak realistis dalam benak para dewasa awal tentang apa yang diharapkan dengan apa yang dapat dicapainya.

Orang – orang dewasa awal akan mengalami hambatan untuk memperolah pasangan atau teman hidup dalam melaksanakan tugas – tugas perkembangannya.

BAB III

PENUTUP

 

  1. A.    Kesimpulan

Masa dewasa awal merupakan masa peralihan dari masa ketergantungan menuju kemandirian. Sehingga masa dewasa awal merupakan masa yang paling penting dalam hidup seseorang. Selain itu juga mengalami transisi secara fisik, intelektual dan peran sosial. Masa ini kematangan emosi memegang peranan yang sangat penting, sehingga harus bisa menempatakan dirinya pada situasi yang berbeda. Pada salah satu intinya dikatakan bahwa dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru dan memanfaatkan kebebasan yang di perolahnya.

  1. B.     Saran
    1. Masa dewasa awal harus mampu mengatur hidup dan bertanggung jawab dangan kehidupannya.
    2. Masa dewasa awal harus mempunyai sifat kemandirian, baik dari segi ekonomi, emosi, pekerjaan, perkawinan dan sebagainya
    3. Pengoptimalan perkembangan dewasa awal harus mampu mengarah pada hubungan sosial serta perkembangan intelektual.

DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, E.B. 1993. Psikologi Perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta : Erlangga

Kenny, James. 1991. Dari Bayi sampai Dewasa. Jakarta : Gunung Mulia

Mamppiare, Andi. 1983. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya : Usaha Nasional

Monks, F.J, dkk. 2001. Psikologi Perkembangan : Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta : Gajah Mada University Pers